Proposal AGROSAINS : Es Cup Ubi Jalar Ungu Kaya Nutrisi
PROPOSAL AGROSAINS
CupBi: Es Cup Ubi Jalar Ungu
Kaya Nutrisi
Disusun oleh:
Rini Indayani (160210104014)
Dyah Intan Prismasari (160210104016)
Erin Wardani (160210104020)
Asiyah Handayanti (160210104022)
Sylvia Rimbanita Purwanto (160210104024)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini telah banyak berbagai macam produk
olahan dari berbagai jenis makanan dan minuman salah satunya adalah es krim. Es
krim merupakan salah satu jenis makanan yang sangat disukai oleh konsumen
segala usia dari anak-anak hingga dewasa. Konsumsi es krim meningkat dari waktu
ke waktu ditandai dengan makin meningkatnya varian dan jumlah es krim di
pasaran. Es krim biasa
dikonsumsi sebagai makanan selingan (dessert) dan dikelompokkan dalam
makanan camilan (snack). Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat
melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri
dari susu dan produk susu, pemanis, penstabil, pengemulsi, serta penambah
citarasa (flavor). Selain itu, es krim juga terlihat menarik karena
adanya pewarna makanan yang menjadikan tampilannya berwarna-warni sehingga
menarik minat konsumen. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa pewarna yang
digunakan pada es krim tentunya juga harus aman bagi kesehatan mengingat adanya
beberapa kasus es krim yang menggunakan pewarna sintesis buatan. Hal tersebut
perlu diperhatikan demi keamanan mengkonsumsi es krim sehingga tidak
menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Pewarna makanan
merupakan salah satu komponen yang digunakan sebagai bahan pembuatan es krim.
Pemilihan pewarna makanan juga perlu mempertimbangkan bahaya dan dampaknya bagi
konsumen. Penggunaan bahan sintesis juga harus memenuhi standar yang telah
diatur BPOM. Namun, terkadang para pedagang kurang memperhatikan hal tersebut
atau kurang mengerti tentang bahan pewarna sintesis berbahaya. Akhir-akhir ini
BPOM menemukan adanya bahan pewarna sintesis berbahaya yaitu Rhodamin B pada
cone es krim atau yang biasa disebut dengan es tong-tong. Berdasarkan studi yang relevan, terdapat es krim
dengan kandungan bahan pengawet dan tambahan bahan pewarna tekstil yang
berbahaya bagi kesehatan tubuh (Widyanti, 2018). Rhodamin B ini
berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Ironisnya, es tong-tong
tersebut tersebar di lingkungan sekolah dan sangat digemari oleh anak-anak baik
yang bersekolah maupun yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah tersebut.
Kemunculan isu pewarna
sintesis berbahaya ini membuat konsumen harus berhati-hati dalam mengkonsumsi
es krim. Adapun yang dapat dilakukan untuk mengganti pewarna sintesis ini
dengan menggunakan pewarna alami salah satunya ubi jalar ungu. Ubi jalar (Ipomea batatas) merupakan
salah satu komoditas tanaman pangan yang dapat tumbuh dan berkembang di seluruh
wilayah Indonesia. Sebagai sumber pangan, tanaman ini mengandung karbohidrat,
β-karoten, vitamin C, niacin, riboflavin, thiamin, dan mineral (Widiyani, 2012). Ubi jalar ungu dipercaya
memiliki stabilitas dan kandungan antosianin yang tinggi. Kandungan
antosianin ini dapat dijadikan sebagai pewarna alami yang sehat dalam pembuatan
es krim.
1.2 Rumusan Masalah
Pewarna sintesis pada es krim dapat
digantikan dengan pewarna alami menggunakan ubi jalar ungu.
1.3 Tujuan
Pembuatan pewarna alami
dari ubi jalar ungu sebagai pengganti pewarna sintetis pada es krim.
BAB 2. PEMBAHASAN DAN
RINCIAN PEMBIAYAAN
2.2 Es
Krim
Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat
dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani
maupun nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan
makanan yang diijinkan. Tepung es krim adalah tepung yang dibuat dari campuran
susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain
dan bahan makanan yang diijinkan untuk pembuatan es krim (Hartatie, 2011).
Popularitas es krim sangat meningkat di negara-negara yang beriklim tropis atau
panas seperti halnya di Indonesia. Menurut Setiadi (2002) dalam Filiyanti
(2013) konsumsi es krim di Indonesia berkisar 0,5 lt/orang/tahun dan
diperkirakan makin meningkat seiring dengan memasyarakatnya es krim.
Es krim pada umumnya
beraroma susu karena komponen utama dalam pembuatan es krim adalah susu sapi
(Rachmawanti dan Handajani, 2011). Es krim kaya kalsium dan protein karena
bahan utamanya adalah susu. Kalsium dan protein adalah zat gizi yang dibutuhkan
semua usia oleh karena itu es krim dapat dinikmati semua usia. Namun demikian
dalam es krim juga terkandung zat gizi lain yaitu karbohidrat dan lemak, dimana
ke dua zat gizi ini merupakan faktor pembatas terutama bagi penggemar es krim
yang sedang diet. Selain kandungan gizi, faktor yang berpengaruh terhadap
tingkat kesukaan konsumen terhadap es krim adalah cita rasa es krim. Syarat
komposisi es krim di Indonesia lemak minimum 5 persen, gula, dihitung sebagai
sakarosa minimum 8 persen, protein minimum 2,7 persen dan jumlahan padatan
minimum 3,4 persen. Es krim yang diproduksi oleh industri modern komersial
dibuat dari campuran bahan-bahan yaitu 10–16 persen lemak susu, 9–12 persen
solid non fat, 12–16 persen gula (kombinasi dari sukrosa dan atau pemanis sirup
jagung berdasarkan-glukosa), 0,2–0,5 persen stabilizer dan emulsifiers
(misalnya agar atau carragenan dari rumput laut), 55–64 persen air yang berasal
dari susu padat atau bahan lain (Hartatie, 2011).
Ditinjau dari kandungan
gizi, es krim merupakan produk yang kaya kalsium dan protein karena bahan
utamanya adalah susu. Kalsium dan protein adalah zat gizi yang dibutuhkan semua
usia oleh karena itu es krim dapat dinikmati semua usia. Selain kandungan gizi,
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesukaan konsumen terhadap es krim
adalah cita rasa es krim. Kualitas es krim sangat dipengaruhi oleh bahan baku
yang digunakan, bahan tambahan makanan yang digunakan dan proses pembuatan
maupun proses penyimpanan (Hartatie, 2011). Bahan
lain yang biasa digunakan dalam pembuatan es krim yaitu pewarna makanan.
Pewarna makanan yang digunakan haruslah pewarna makanan yang aman untuk
dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi tubuh.
Pada
kasus yang ditemukan oleh BPOM pada April 2018 (https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/14276/Mobil-Laboratorium-di-Ka-bupaten-Tapin.html), pewarna sintetis berbahaya ditemukan dalam es
krim yang dikonsumsi oleh anak sekolah dan lingkungan sekitarnya. Bahan
berbahaya tersebut yaitu Rhodamin B yang merupakan zat pewarna berupa serbuk
kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut
dalam larutan warna merah terang berfluoresan sebagai bahan pewarna tekstil
atau pakaian, namun pada kenyataannya Rhodamin B masih banyak disalahgunakan
sebagai zat pewarna makanan (Anjasmara, 2017).
Sebenarnya jenis pewarna ini tidak boleh digunakan untuk mewarnai
makanan karena digunakan dalam industri tekstil dan kertas. Rhodamin B sering
disalahgunakan pada pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar,
aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirup, minuman, dan lain-lain. Ciri-ciri
pangan yang mengandung rhodamin B antara lain warnanya cerah mengkilap dan
lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan
warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit. Jika
dikonsumsi akan berefek buruk untuk kesehatan. Salah satunya dapat menimbulkan
iritasi pada saluran pencernaan jika terhirup langsung. Jika dikonsumsi akan
menimbulkan reaksi keracunan dan warna air seni bisa menjadi merah.
2.3 Ubi
Jalar Ungu
Ubi
jalar dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan warna daging umbinya yaitu;
ubi jalar merah, ubi jalar kuning, ubi jalar putih dan ubi jalar ungu. Keempat
jenis ubi jalar memiliki memiliki komposisi gizi yang berbeda-beda. Total
kandungan antosianin ubi jalar ungu adalah 519 mg/100 gr berat basah (Kumalaningsih, 2006). Dengan kandungan antosianin
tersebut, ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai pewarna alami pada es krim
yang aman untuk dikonsumsi. Ubi jalar ungu
potensial sebagai sumber antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan,
antimutagenik, dan antikarsinogenik. Warna ungu pada ubi jalar disebabkan oleh
adanya zat warna alami yang disebut antosianin.
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Viridiplantae
Infrakingdom :
Streptophyta
Superdivision :
Embryophyta
Division :
Trachophyta
Superdivision :
Spermatophyta
Class :
Magnolipsida
Superorder :
Asteranae
Order :
Solanales
Family :
Convolvulceae
Genus :
Ipomoea L.
Spesies :
Ipomoea batatas (L.) Lam. (ITIS.gov, 2018)
Antosianin adalah
kelompok pigmen yang menyebabkan warna kemerah-merahan, letaknya di dalam
cairan sel yang bersifat larut dalam air. Komponen antosianin ubi jalar ungu
adalah turunan garam flavilum atau benziflavilum atau mono atau
diasetil 3-(2-glukosil)glukosil-5-glukosil peonidin dan sianidin. Antosianin merupakan satuan gugus glikosida yang terbentuk
dari gugus aglikon dan glikon. Terdapat lima jenis gula yang ditemui pada
molekul antosianin, yaitu : glukosa, rhamnosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa
(Santoso, 2014). Senyawa
antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, sehingga
berperan untuk mencegah terjadi penuaan, kanker, dan penyakit degeneratif.
Selain itu, antosianin juga memiliki kemampuan sebagai antimutagenik dan antikarsinogenik,
mencegah gangguan fungsi hati, antihipertensi, dan menurunkan kadar
gula darah.
Ubi
jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemui di
Indonesia selain yang berwarna putih, kuning, dan merah. Ubi jalar ungu jenis Ipomoea
batatas L. Poir memiliki warna ungu yang
cukup pekat pada daging ubinya, sehingga banyak menarik perhatian. Secara
nutrisi, ubi jalar pada umumnya di dominasi oleh karbohidrat yang dapat
mencapai 27,9% dengan kadar air 68,5%, sedang dalam bentuk tepung
karbohidratnya mencapai 85,26% dengan kadar air 7,0 % (Hendarto dan Siregar,
2010).
2.4 Manajemen agrosains to agrobisnis
Majanemen agribisnis merupakan kegiatan manajemen atau manajerial dengan
baik dan membuahkan hasil yang memuaskan dengan maksud untuk mencapai tujuan
agribisnis (Rahim, 2005). Sistem manajemen
agribisnis merupakan sistem kegiatan agribisnis (pengadaan input, process
produksi pertanian, pengolahan hasil pertanian/agroindustri dan pemasaran,
serta penunjang) yang kegiatannya dikerjakan berdasarkan fungsi-fungsi
manajemen (planning, organizing, directing, controlling, dan evaluation).
2.5 Analisis
Ekonomi Usaha
Analisis SWOT bertujuan menganalisis
potensi/kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk Es CupBi. Potensi dan
kelemahan merupakan faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman merupakan
faktor eksternal. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi kegiatan. Analisis dilakukan
untuk memaksimalkan kekuatan (strength), peluang (opportunities),
serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Dengan
demikian, perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategi kegiatan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) sesuai kondisi saat ini. Analisis ekonomi usaha dari produk Es Cup Ubi Jalar Ungu Kaya Nutrisi termasuk analisis SWOT yaitu :
a.
Strength
(Kekuatan)
1.
Inovasi produk yang berbahan dasar ubi
jalar ungu
2.
Sedikitnya pesaing dengan produk yang
sama
3.
Tidak mengandung pengawet dan pewarna
sintetis
b.
Weakness
(Kelemahan)
1.
Tidak tahan lama
3.
Tidak ada variasi rasa dan warna
c.
Opportunity
(Peluang)
1.
Tingkat konsumsi yang tinggi di kalangan
masyarakat
2.
Harga terjangkau
d.
Threat
(Ancaman)
1.
Kenaikan harga bahan baku
2.
Daya beli konsumen yang berubah-ubah
3.
Persaingan yang sangat ketat pada usaha
kuliner
BAB
3. PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Ubi jalar ungu mengandung antosianin sebanyak 519 mg/100 gr
berat basah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada es krim. Antosianin
berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, dan antikarsinogenik. Nutrisi
yang terkandung pada ubi jalar ungu diantaranya karbohidrat, air, dan beberapa
jenis gula (aglikon dan glikon).
1.2
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menguji
kadar antosianin dan nutrisi yang terdapat pada produk Es Cup Ubi Jalar Ungu
Kaya Nutrisi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anjasmara.,
A.P., et. al. 2017. Pengaruh
Pemberian Rhodamin B Peroral Subakut Terhadap Perubahan Ketinggian Mukosa
Gaster Tikus Putih Galur Wistar (Rattus
Norvegicus Strain Wistar). 13(2): 59-62.
Burton,
Devere L. 2010. Agrisience Fundamentals
and Applications Fith Edition. USA: FFA Delmar.
El Husna, N., Novita, M., & Rohaya, S. 2013. Kandungan Antosianin dan Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar dan Produk Olahannya. Agritech, 33(3), 296-302.
Filiyanti, I., Affandi, D. R., & Amanto, B. S. (2013). Kajian penggunaan susu tempe dan ubi jalar ungu sebagai pengganti susu skim pada pembuatan es krim nabati berbahan dasar santan kelapa. Jurnal Teknosains Pangan, 2(2).
Hartatie, E. S. (2011). Kajian formulasi (bahan baku, bahan pemantap) dan metode pembuatan terhadap kualitas es krim. Jurnal Gamma, 7(1).
Hendarto, L., & Siregar, T. M. (2010). Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L. Poir) sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu san Sumber Antioksidan pada Roti Tawar. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 21(1), 25.
El Husna, N., Novita, M., & Rohaya, S. 2013. Kandungan Antosianin dan Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Segar dan Produk Olahannya. Agritech, 33(3), 296-302.
Filiyanti, I., Affandi, D. R., & Amanto, B. S. (2013). Kajian penggunaan susu tempe dan ubi jalar ungu sebagai pengganti susu skim pada pembuatan es krim nabati berbahan dasar santan kelapa. Jurnal Teknosains Pangan, 2(2).
Hartatie, E. S. (2011). Kajian formulasi (bahan baku, bahan pemantap) dan metode pembuatan terhadap kualitas es krim. Jurnal Gamma, 7(1).
Hendarto, L., & Siregar, T. M. (2010). Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L. Poir) sebagai Pengganti Sebagian Tepung Terigu san Sumber Antioksidan pada Roti Tawar. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 21(1), 25.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dini-rohmawati-ssi-msc/bahaya-pewarna-sintetik-dalam-makanan.pdf (diakses pada
tanggal 4 Desember 2018).
Kumalaningsih.
2006. Antioksidan Alami. Penangkal Radikal Bebas. 3-22. Trubus Agrisarana.
Surabaya.
Rahim.,
& Diah Retno Dwi H. 2005. Sistem
Manajemen Agribisnis. Makassar: State University of Makassar Press.
Rachmawanti,
D., dan Handajani, S. 2011. Es Krim Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) Tinjauan Sifat Sensoris, Fisik, Kimia, dan
Aktivitas Antioksidannya. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. Vol. 4(2): 94-104.
Santoso, W. E. A., & Estiasih, T. (2014).
Jurnal Review: Kopigmentasi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas var. Ayamurasaki) Dengan Kopigmen Na-Kaseinat Dan Protein Whey
Serta Stabilitasnya Terhadap Pemanasan [In Press Oktober 2014]. Jurnal
Pangan dan Agroindustri, 2(4), 121-126.
Widayanti, N., Maimurni, S., Mulyadi, D. S.,
Ratnasari, N. D. P., Aisyah, S., & Syahria, N. (2018). Inovasi Pemanfaatan
Sayuran Menjadi Smoothie dan Ice Cream Sayur. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1),
47-53.