Evolusi Konvergen Pada Sugar Glider (Petaurus breviceps)
Evolusi
Konvergen Pada Sugar Glider (Petaurus
breviceps)
160210104016
Pendidikan IPA, Universitas Jember
1.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Teori evolusi merupakan teori yang menjelaskan proses evolusi yang meliputi
sumber variabilitas, organisasi variasi genetik dalam populasi, diferensias
populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan hibridasi. Teori evolusi
sendiri berevolusi sejak zaman Aristoteles, tokoh yang paling terkenal yaitu Charles
Darwin. Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit
dalam waktu yang sangat lama. Perubahan yang diaksudkan yaitu perubahan
struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan
fungsi yang kompleks dan beragam.
Perubahan yang terjadi dapat dibedakan mejadi dua, yaitu perubahan progesif dan perubahan retrogresif. Perubahan progresif yatu perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari kondisi yang maju atau modern untuk dapat bertahan hidup. Perubahan retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang menuju kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup. Perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup sangat tergantung pada struktur DNA dari makhluk hidup tersebut, sehingga evolusi biologi adalah perubahan frekuensi gena dalam suatu populasi karena faktor-faktor atau mekanisme evolusi. Adapun faktor-faktor evolusi adalah rekombinasi seksual, mutasi, seleksi alam, arus gen (gen flow), dan genetic drift. Proses evolusi dapat berbeda dalam skala, tempo dan moda. Evolusi juga dapat berlangsung lama untuk hewan besar (makroevolusi), maka yang dapat diekplorasi adalah mikroevolusi pada makhluk hidup dengan umur generasi yang pendek.
Perubahan yang terjadi dapat dibedakan mejadi dua, yaitu perubahan progesif dan perubahan retrogresif. Perubahan progresif yatu perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari kondisi yang maju atau modern untuk dapat bertahan hidup. Perubahan retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang menuju kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena mundurnya struktur dan fungsi tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup. Perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup sangat tergantung pada struktur DNA dari makhluk hidup tersebut, sehingga evolusi biologi adalah perubahan frekuensi gena dalam suatu populasi karena faktor-faktor atau mekanisme evolusi. Adapun faktor-faktor evolusi adalah rekombinasi seksual, mutasi, seleksi alam, arus gen (gen flow), dan genetic drift. Proses evolusi dapat berbeda dalam skala, tempo dan moda. Evolusi juga dapat berlangsung lama untuk hewan besar (makroevolusi), maka yang dapat diekplorasi adalah mikroevolusi pada makhluk hidup dengan umur generasi yang pendek.
Walaupun organisme yang berkerabat dekat memiliki kesamaan karakteristik
akibat garis keturunan bersama, organisme yang berkerabat jauh juga bisa mirip
satu sama lain karena evolusi konvergen (convergent
evolution), evolusi mandiri dari ciri-ciri yang serupa pada garis keturunan
yang berbeda. Mamalia marsupialia yang banyak hidup di Australia berbeda dengan
kelompok mamalia lain eutheria yang hidup di tempat-tempat lain di bumi. Eutheria
menuntaskan masa perkembangan emrioniknya di dalam uterus, sedangkan
marsupialia terlahir sebagai embrio dan menuntaskan perkembangan embrioniknya
di dalam kantong eksternal. Beberapa marsupialia Australia mirip marsupialia
eutheria dengan adaptasi yang serupa. Misalnya, marsupialia Australia penghuni
hutan yang disebut Sugar Glider sekilas
sangat mirip dengan bajing terbang, eutheria peluncur yang hidup di hutan-hutan
Amerika Utara. Namun Sugar Glider memiliki banyak karakteristik lain yang
membuatnya digolongkan sebagai marsupialia, dan berkerabat lebih dekat dengan
kanguru dan marsupialia Australia lainnya daripada dengan bajing terbang dan
eutheria lain. Walaupun berevolusi secara mandiri dari nenek moyang yang
berbeda, kedua mamalia ini telah beradaptasi dengan terhadap lingkungan yang
serup dengan cara yang serupa pula. Pada spesies tersebut memiliki kesamaan
ciri akibat dari evolusi konvergen, kemiripan tersebut disebut analog bukan
homolog.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, ada beberapa pertanyaan yang dapat dirumuskan sebagai rumusan masalah
berikut:
1.2.1 Bagaimanakah evolusi konvergen pada Sugar Glider (Petaurus breviceps)?
1.2.2 Bagaimana kekerabatan Sugar Glider (Petaurus breviceps) dengan eutheria (tupai terbang)?
1.3.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuannya
yaitu sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui evolusi konvergen pada Sugar Glider (Petaurus breviceps)
1.3.2
Mengetahui kekerabatan Sugar Glider (Petaurus
breviceps) dan eutheria (tupai terbang)
1.4 Batasan
Masalah
Agar pembahasan mengenai evolusi konvergen pada Sugar glider ini tidak membahas terlalu
luas, maka penulis membatasi permasalahan tersebut sebagai berikut:
1.4.1
Membahas mengenai evolusi konvergen pada Sugar Glider (Petaurus breviceps)
1.4.2
Membahas mengenai taksonomi pada Sugar Glider (Petaurus breviceps)
1.4.3Membahas
mengenai kekerabatan Sugar Glider (Petaurus
breviceps) dengan eutheria (tupai terbang)
2.
Literatur Review
Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada
kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama pada nenek
moyang yang berbeda. Organisme yang berkerabat dekat memiliki karakteristik
akibat garis keturunan bersama, organisme yang berkerabat jauh juga bisa mirip
atau sama lain karena alasan yang berbeda: evolusi konvergen, evolusi mandiri
dari ciri-ciri yang serupa pada garis keturunan yang berbeda. Spesies dari
cabang evolusi yang berbeda pada kenyataannya dapat mirip satu sama lain jika
mereka memiliki pernanan lingkungan yang mirip dan selksi alam telah membentuk
adaptasi yang analog. Hal seperti itu disebut sebagai evolusi konvergen, dan
kemiripan akibat konvergensi disebut dengan analogi (Ristasa, 2010). Mamalia
marsupialia yang banyak hidup di Australia berbeda dengan kelompok mamalia lain
eutheria yang hidup di tempat-tempat lain di bumi. Eutheria menuntaskan masa
perkembangan emrioniknya di dalam uterus, sedangkan marsupialia terlahir
sebagai embrio dan menuntaskan perkembangan embrioniknya di dalam kantong
eksternal. Beberapa marsupialia Australia mirip marsupialia eutheria dengan
adaptasi yang serupa. Misalnya, marsupialia Australia penghuni hutan yang
disebut Sugar Glider sekilas sangat mirip dengan bajing terbang, eutheria
peluncur yang hidup di hutan-hutan Amerika Utara. Namun Sugar Glider memiliki
banyak karakteristik lain yang membuatnya digolongkan sebagai marsupialia, dan
berkerabat lebih dekat dengan kanguru dan marsupialia Australia lainnya
daripada dengan bajing terbang dan eutheria lain. Walaupun berevolusi secara
mandiri dari nenek moyang yang berbeda, kedua mamalia ini telah beradaptasi
dengan terhadap lingkungan dengan cara yang serupa pula. Pada spesies tersebut
memiliki kesamaan ciri akibat dari evolusi konvergen, kemiripan tersebut
disebut analog bukan homolog (Campbell et
al. 2008).
Sugar Glider adalah hewan asli Australia, sedangkan tupai terbang berasal
dar Amerika Utara. Kedua hewan memiliki tubuh pengerat yang sama dan kulit yang
melekat antara tubuh dan lengan yang memungkinkan untuk meluncur dari pohon.
Sugar Glider tergolong dalam hewan marsupialia, dalam family yang sama dengan
hewan koala atau kangguru. Kemampuannya untuk melayang tanpa sayap ini juga
menjadikannya sering disamakan dengan tupai terbang.
3.
Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah
metode deskriptif dengan jenis studi literatur. Metode
deskriptif adalah suatu metode penulisan
yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berhubungan
pada saat ini atau saat lampau (Hamdi dan Bahrudin, 2014). Metode studi literatur ini adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat, serta
mengolah bahan penelitian (Rantung, 2014). Data yang digunakan
berasal dari textbook, jurnal, artikel ilmiah, literatur review yang berisikan
tentang konsep evolusi konvergen pada Sugar Glider.
4.
Pembahasan
Organisme yang berkerabat dekat memiliki karakteristik akibat garis
keturunan bersama, organisme yang berkerabat jauh juga bisa mirip atau sama
lain karena alasan yang berbeda: evolusi konvergen, evolusi mandiri dari
ciri-ciri yang serupa pada garis keturunan yang berbeda. Spesies dari cabang
evolusi yang berbeda pada kenyataannya dapat mirip satu sama lain jika mereka
memiliki pernanan lingkungan yang mirip dan seleksi alam telah membentuk
adaptasi yang analog. Hal seperti itu disebut sebagai evolusi konvergen, dan
kemiripan akibat konvergensi disebut dengan analogi (Ristasa, 2010). Mamalia
marsupialia yang banyak hidup di Australia berbeda dengan kelompok mamalia lain
eutheria yang hidup di tempat-tempat lain di bumi. Eutheria menuntaskan masa
perkembangan emrioniknya di dalam uterus, sedangkan marsupialia terlahir
sebagai embrio dan menuntaskan perkembangan embrioniknya di dalam kantong
eksternal. Beberapa marsupialia Australia mirip marsupialia eutheria dengan
adaptasi yang serupa. Misalnya, marsupialia Australia penghuni hutan yang
disebut Sugar Glider sekilas sangat mirip dengan bajing terbang, eutheria
peluncur yang hidup di hutan-hutan Amerika Utara. Namun Sugar Glider memiliki
banyak karakteristik lain yang membuatnya digolongkan sebagai marsupialia, dan
berkerabat lebih dekat dengan kanguru dan marsupialia Australia lainnya daripada
dengan bajing terbang dan eutheria lain. Walaupun berevolusi secara mandiri
dari nenek moyang yang berbeda, kedua mamalia ini telah beradaptasi dengan
terhadap lingkungan dengan cara yang serupa pula. Pada spesies tersebut
memiliki kesamaan ciri akibat dari evolusi konvergen, kemiripan tersebut
disebut analog bukan homolog (Campbell et
al. 2008).
Gambar: Perbandingan
mamalia marsupialia (berkantung) dan mamalia eutheria (berplasenta).
Radiasi adaptif di Australia telah menyebabkan hewan
marsupialia memiliki banyak peranan ekologi yang diisi oleh mamalia eutheria di
benua lain. Evolusi konvergen telah menghasilkan sejumlah kemiripan yang luar
biasa, tetapi marsupial dan eutheria berkembang pada garis keturunan mamalia
yang terpisah. Salah satu perbedaannya adalah seekor marsupialia yang sedang
berkembang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar uterus dan menghisap
puting, sementara seekor hewan eutheria menyelesaikan perkembangan embrioniknya
di dalam uterus dan diberi nutrisi oleh plasenta (Campbell et al. 2003).
Taxonomy Sugar Glider (Petaurus breviceps)
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Class :
Mammalia
Order :
Diprotodontia
Family :
Petauridae
Genus :
Petaurus
Species :
Petaurus breviceps
(Sumber:
itis.gov diakses 14 Juni 2018)
Sugar Glider (Petaurus breviceps) adalah
hewan endemik yang bentuk tubuhnya menyerupai tupai yang berasal dari hutan
belantara Papua dan Australia. Sugar Glider tergolong dalam hewan marsupilia, dalam family yang sama dengan hewan koala
atau kangguru. Nama Sugar Glider diberikan karena kesenangannya pada makanan
yang manis (sugar) dan
kemampuannya untuk meluncur dari ketinggian serta melayang di udara seperti hang glider (glider). Kemampuannya
untuk melayang tanpa sayap ini juga menjadikannya sering disamakan dengan tupai
terbang. Sugar Glider termasuk hewan berukuran
kecil, dengan panjang kepala hingga tubuh berkisar antara 160 - 210 mm, panjang ekor 165 - 210
mm, dan berat tubuh 115 - 160 gram untuk jantan, dan 95 - 135 gram untuk betina. Hewan ini umumnya
memiliki bulu yang tebal berwarna abu-abu biru, tetapi ada pula yang berwarna
kuning, cokelat, dan juga albino. Pada bagian tengah kepala terdapat garis
hitam yang memanjang dari bagian hidung bagian hingga bagian tengah
punggungnya. Sugar Glider juga memiliki patagium atau membran yang
membuatnya dapat melayang yang terbentang dari pergelangan tangan hingga
pergelangan kakinya. Dengan membran tersebut, Sugar Glider dapat melayang
hingga jarak 150 meter di antara pepohonan.
Gambar: Sugar Glider (Petaurus breviceps)
Sumber: eol.org
5.
Kesimpulan
Evolusi konvergen adalah seleksi alam yang mendukung struktur jenis yang
sama dengan nenek moyang yang berbeda. Walaupun berevolusi secara mandiri dari
nenek moyang yang berbeda, Sugar Glider dan bajing terbang ini telah
beradaptasi dengan terhadap lingkungan dengan cara yang serupa pula. Pada
spesies tersebut memiliki kesamaan ciri akibat dari evolusi konvergen,
kemiripan tersebut disebut analog. Perbedaannya adalah seekor marsupialia yang
sedang berkembang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar uterus dan
menghisap puting, sementara seekor hewan eutheria menyelesaikan perkembangan
embrioniknya di dalam uterus dan diberi nutrisi oleh plasenta.
6.
Saran
Untuk penulisan lebih baik lagi diharapkan untuk menggunakan
referensi-referensi internasional serta jurnal-jurnal yang telah terindeks.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil., jane Reece., Lisa Urry., Michael Cain.,
Steven Wasserman., Peter Minorsky., dan Robert Jackson. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga..
Campbell, Neil., jane Reece., Lisa Urry., Michael Cain.,
Steven Wasserman., Peter Minorsky., dan Robert Jackson. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Dermi, Devi Fauzia., Agung Sedayu., Ratna Komala. Variasi
Pola Vokalisasi Pada Taksonomi Anak Jenis Elang-Ular (Spilornis cheela) Di PKEK, Garut, Jawa Barat. BIOMA 13. Vol.2(1): 60-68. ISSN: 0126-3552.
Hamdi,
A. S., dan Bahruddin, E. 2014. Metode Pienelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Rantung, Dewinta. 2013. Penerapan Biaya Diferensial
dalam Mengambil Keputusan Membeli atau Memproduksi Sendiri pada RM. Pangsit
Tompaso. Jurnal Emba. Vol. 2(3): 030-037. ISSN: 2303-1174.
Ristasa, Rusna. 2010. Sejarah
Perkembangan Teori Evolusi Makhluk Hidup. Yogyakarta: Deepblish.