ETNOBOTANI PERAHU DI PUGER


JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN UNTUK PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL OLEH NELAYAN PUGER KABUPATEN JEMBER
Dyah Intan Prismasari, Krisianti Ayu Monita, dan Rizky Nur Izza Billah
Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

ABSTRAK
Puger merupakan wilayah pesisir selatan Kabupaten Jember yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan berkayu sebagai bahan dasar pembuatan perahu. Studi etnobotani ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk pembuatan perahu oleh masyarakat Pesisir Puger. Pengambilan data menggunakan metode wawancara semi struktural dengan tipe pertanyaan open-ended, dokumentasi, dan observasi. Informan ditentukan dengan teknik snowball sampling dan dianalisis secara deskriptif.
Terdapat 5 jenis tumbuhan yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Pesisir Puger dalam pembuatan perahu tradisional yaitu jati (Tectona grandis), ulin (Eunsideroxylon zwegeri), meranti (Shorea sp.), bangkirai (Shorea laevis), dan laban (Vitex pubescens). Tumbuhan tersebut digunakan untuk pembuatan perahu jukung dan kapal. Proses pembuatan perahu dengan merakit papan-papan kayu yang telah melalui pembakaran sampai terbentuk lengkungan sesuai kebutuhan perahu.
Kata Kunci: Etnobotani, Tumbuhan Berkayu, Perahu Tradisional

ABSTRACT
Puger is the southern coastal region of Jember Regency that utilizes various types of woody plants as the basis for boat building. This ethnobotany study was conducted to obtain data on the types of plants used for boat making by the Puger Coastal community. Retrieval of data using semi-structured interview method with the type of open-ended questions, documentasi and oservation. The informants were determined by the snowball sampling technique and analyzed descriptively. There are 5 types of plants commonly used by the Puger Coastal community in making traditional boats namely teak (Tectona grandis), ulin (Eunsideroxylon zwegeri), meranti (Shorea sp.), Bangkirai (Shorea laevis), and laban (Vitex pubescens). The plant is used for making jukung boats and ships. The process of making a boat by assembling wooden boards that have gone through combustion to form an arch according to the needs of the boat.
Keywords: Ethnobotany, Woody Plants, Traditional Boats 

PENDAHULUAN 
Etnobotani secara terminologi berasal dari kata Yunani yaitu Ethnos dan botany. Etno berasal dari kata ethnos yang berarti suatu kelompok dengan latar belakang yang sama baik dari adat istiadat, karakteristik, bahasa dan sejarahnya. Sedangkan botany adalah ilmu yang memperlajari tentang tumbuhan. Dengan demikian etnobotani yaitu ilmu yang mengkaji tentang interaksi antara manusia
dengan tumbuhan[1]. Interaksi yang dimaksud yaitu pemanfaatan tumbuhan oleh manusia yang dipengaruhi suatu budaya tertentu.
Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya. Pendukung kehidupannya untuk kepentingan makanan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat, budaya, bahan pewarna dan lainnya [2].
Dokumentasi sebagai salah satu usaha dalam etnootani merupakan pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan. Dokumentasi dapat berupa dokumen tertulis, rekaman foto, film dokumenter. Dalam hal botani dokumentasi juga dilakukan dengan cara pengumpulan spesies untuk keperluan identifikasi tanaman tersebut [3].
Biodiversitas tumbuhan yang tersedia melimpah di alam dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional untuk mendukung dan memenuhi kehidupan sehari-hari. Di Indonesia khususnya di Desa Puger Kecamatan Jember, tanaman memiliki peranan penting dan tidak bisa dipisahkan dengan budaya lokal masyarakat. Adanya transportasi tradisional merupakan salah satu warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih mendapat tempat dihati masyarakat terutama masyarakat perdesaan. Meskipun pada saat ini, terdapat perahu mesin yang secara umum juga digunakan sebagai alat transportasi , masyarakat Puger tetap mempertahankan perahu tradisional[4].
Studi etnobotani antara lain mencakup studi mengenai transportasi yang merupakan salah satu kajian untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan untuk transportasi masyarakat lokal untuk menunjang kehidupan sehari-hari dalam beraktivitas. Masyarakat di Desa Puger Kabupaten Jember merupakan salah satu masyarakat etnik masih memiliki kearifan tradisional dalam bidang transportasi. Salah satu transportasi yang ada di Desa Puger adalah perahu. Pengetahuan tentang transportasi perahu secara tradisional oleh masyarakat puger diterapkan atau diturunkan secara turun-temurun kegenerasi berikutnya. Bahasa lokal masyakat Desa Puger yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Sebagaian besar penduduk Desa Puger bermata pencaharian sebagai seorang Nelayan.
Jenis perahu yang digunakan oleh masyarakat Puger adalah kapal pengangkut ikan. Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan[5]. Pengetahuan tradisional masyarakat dalam pemanfaatan bahan baku dan penentuan kriteria berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan baku utama pembuatan perahu tradisional perlu mendapat kajian lebih lanjut. Selain untuk melestarikan pengetahuan lokal, juga dapat menambah keanekaragaman jenis tumbuhan yang memiliki nilai penting dalam etnobotani. Selanjutnya, dengan mengetahui berbagai jenis spesies
tumbuhan tersebut dapat menciptakan peluang penelitan lanjutan misalnya untuk konservasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk pembuatan perahu tradisional , secara khusus oleh masyarakat pesisir Puger. 

TUJUAN 
Identifikasi jenis-jenis tumbuhan kayu yang digunakan untuk pembuatan perahu ini bertujuan untuk mendapatkan data tertulis mengenai jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan perahu tradisional oleh masyarakat Pesisir Puger. 

METODE PENELITIAN 
Penelitian dilakukan di wilayah Pesisir Puger, pemilihan tempat penelitian berdasarkan ada tidaknya masyarakat yang membuat perahu tradisional. Waktu penelitian pada Oktober 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Puger yang memahami bahan dasar dalam proses pembuatan perahu. Pengambilan sampel menggunakan snowball sampling dengan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya: teknik wawancara semi struktural dengan tipe pertanyaan open-ended, dokumentasi dan observasi. Wawancara dilakukan secara terbuka dan mengacu pada pedoman wawancara yang telah disiapkan, sehingga proses wawancara dapat berjalan lancar. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian adalah teknik observasi langsung. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan masyarakat Pesisir Puger dalam proses pembuatan perahu. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan ketika proses wawancara dan observasi sedang berlangsung. Dokumentasi mengenai pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan oleh masyarakat Pesisir Puger, dilakukan dengan pencatatan nama lokal, bagian yang digunakan, dan penggunaannya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah pedoman wawancara. Alat penelitian yang digunakan antara lain: perekam suara, kamera, , dan alat tulis. Instrumen dan alat penelitian digunakan untuk menunjang proses perolehan data saat wawancara dan observasi berlangsung. 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel. Pemanfatan jenis-jenis tumbuhan oleh Masyarakat Desa Puger Kulon Kecamatan Jember

Puger adalah sebuha kecamatan di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini sangat terkenal akan hasil lautnya yang sangat melimpah. Desa Puger Kulon saat ini adalah salah satu desa yang terltak di Kecamatan Puger tepatnya kurang lebih 30 km dari pusat kota Jember kearah selatan. Desa Puger Kulon merupakan kawasan pusat komunitas nelayan di Jember yang berada di pesisir Pantai Puger yang mampu menghasilkan ikan sebanyak 2.973.000 Kw pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan 3,08% per tahun. Masyarakat di Desa Puger Kabupaten Jember merupakan salah satu masyarakat etnik masih memiliki kearifan tradisional dalam bidang transportasi. Salah satu transportasi yang ada di Desa Puger adalah Kapal. Pengetahuan tentang transportasi kapal secara tradisional oleh masyarakat puger diterapkan atau diturunkan secara turun-temurun kegenerasi berikutnya. Bahasa lokal masyakat Desa Puger yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura.
Masyarakat Desa Puger Kulon memiliki sistem pengetahuan tentang alam tumbuhan yang ada disekitarnya, termasuk pemanfaatannya yang diwariskan secara turun temurun dan merupakan dasar yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi alat transportasi, bahan pangan, obat-obatan, dan penggunaan dalam upacara adat dan budaya. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sangat bervariasi dan diperoleh dari hasil budidaya ataupun mengambil dari hutan. Terdapat prinsip kearifan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan yakni penggunaan pohon yang memberi manfaat bagi kahidupan misalnya pohon yang digunakan oleh masyarakat Puger untuk membuat perahu. Kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan sekitar ini telah memberikan andil yang besar dalam menjaga kelestarian jenis tersebut. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Puger Kulon memanfaatkan 5 jenis tumbuhan untuk keperluan mereka dalam pembuatan alat transportasi yakni perahu.
Keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Desa Puger Kulon diantarnya tumbuhan kayu yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi serta secara kultural penting adalah kayu jati (Tectona granidis) dan kayu kalimantan (Eunsideroxylon zwegeri). Kedua kayu ini selain menjadi bahan dasar pembuatan perahu juga digunakan sebagai bahan
pencarampuran lem khusus perahu. Jenis kayu kalimantan pada umumnya sudah mulai sulit dijumpai dan hanya dapat ditemukan di pedalaman. Jenis kayu lain yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Puger Kulon dalam proses pembuatan alat transportasi perahu adalah Kayu meranti (Shorea sp.), Kayu bangkirai (Shorea leavis), dan kayu laban (Vitex pubescens).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari 3 narasumber terdapaat berbagai macam tumbuhan yang digunakan dalam proses pembuatan alat trasnsportasi perahu, diantaranya kayu jati (Tectona granidis), kayu kalimantan (Eunsideroxylon zwegeri), Kayu meranti (Shorea sp.), Kayu bangkirai (Shorea leavis), dan kayu laban (Vitex pubescens). Dalam proses pembuatan badan perahu masyarakat Desa Puger menggunakan 2 jenis kayu yang sering dipakai diantaranya kayu jati 80% dan kayu kaliamatan ulin atau kayu kalimantan 20%. Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan alasan masyarakat lebih banyak menggunkan kayu jati dari pada kayu ulin dikarenakan jenis kayu kalimanyan sulit untuk didapatkan. Masyarakat puger mengimport kayu kalimantan di daerah pedalaman. alasan utama masyarakat disana menggunakan kedua kayu tersebut karena pada kayu jati sendiri merupakan salah satu kayu yang berkualitas tinggi dan memiliki daya tahan yang sangat lama, mudah dibentuk, tidak mudah berubah akibat perubahan cuaca, dan memiliki bobot yang kokoh, sifatnya yang kuat, keras, serta tahan lama. Sama halnya dengan kayu kalimantan masyarakat sana menggunakan kayu kalimantan sebagai badan kapal dikarenakan kayu kalimantan mempunyai sifat yang kuat, keras, dan tahan lama. Atas dasar itulah kayu jati dan kayu kalimantan digunakan sebagai bahan pembuatan badan kapal.
Pohon Jati adalah sejenis pohon pengahasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai ketinggian 30-40 m. Nama ilmiah pohon jati (Tectona granidis). Pohon jati dapat tumbuh didaerah dengan curah hujan 1500-200 mm/tahun dan suhu 27-36 0C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Kayu jati merupakan kayu yang berkualitas tinggi karena kekuatan, keawetan, dan keindahannya. Secara teknisi kayu jati sangat tahan terhadap serangan rayap. Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai untuk membuat furniture, dan ukiran-ukiran lainnya.
Menurut narasumber dalam proses pembentukan badan perahu, kayu yang digunakan harus dibakar terlebih dahulu supaya dapat membentuk sebuah lengkungan yang diinginkan. Proses pembakaran dilakukan mengunakan api dengan alat seperti besi kemudian diletakkan di bawah kayu sehingga kayu tersebut melengkung. Dalam proses pembakaran waktu yang dibutuhkan untuk bisa melengkungkan kayu kurang lebih 3-5 menit tergantung tingkat kesulitan jenis kayu sendiri. Dalam proses pembuatan perahu tradisional proses penggabungan dari satu kayu dengan kayu lainnya menggukan lem khusus yang dibuat oleh masyarakatan yaitu menggunkan lem rexton yang dicampuri dengan potongan atau serbuk dari kayu jati (Tectona granidis) dan kayu kalimantan
(Eunsideroxylon zwegeri). Kayu meranti (Shorea sp.), Kayu bangkirai (Shorea leavis), dan kayu laban (Vitex pubescens). Pencampuran serbuk kayu dalam bahan lem ini dimaksud agar kayu yang dilapisi lem tersevut dapat menyatu dan tidak ada runag yang kosong dalam proses pengeleman. Dari hasil penelitian yang kami dapatkan dalam proses pembuatan perahu dibutuhkan kurang lebih 1-2 bulan tergantung besar ukuran yang akan dibuat.
Dari jenis- jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Puger Kulon menunjukkan kondisi budaya masyarakat. Bagian dari adaptasi yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan adalah dengan memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan pembuatan teknologi lokal untuk mendukung kehidupan, seperti alat transportasi perahu tradisional. Sistem sosial masyarakat dapat diketahui dari peralatan tersebut. Bagi masyarakat Desa Puger bahan pembuatan perahu dan peralatan lainnya menjadi sangat penting. Karena dengan hal tersebut mereka bisa memenuhi kebutuhan pokok lainnya.
Dengan demikian, hutan serta tumbuhan yang terdapat di dalamnya juga memiliki nilai penting bagi masyarakat sebagai bagian dari identitas budaya yang dibangun. Beberapa tumbuhan bernilai penting secara budaya, baik sebagai alat transportasi,untuk keperluan adat, dan lain sebagainya. 

KESIMPULAN
Puger merupakan wilayah pesisir selatan Kabupaten Jember yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan berkayu sebagai bahan dasar pembuatan perahu. Masyarakat Pesisir Puger memanfaatkan 5 jenis tumbuhan untuk pembuatan perahu tradisional yaitu jati (Tectona grandis), ulin (Eunsideroxylon zwegeri), meranti (Shorea sp.), bangkirai (Shorea laevis), dan laban (Vitex pubescens). Tumbuhan tersebut digunakan untuk pembuatan perahu jukung dan kapal. Proses pembuatan perahu dengan merakit papan-papan kayu yang telah melalui pembakaran sampai terbentuk lengkungan sesuai kebutuhan perahu. 

DAFTAR PUSTAKA
[1] Fakhrozi, I.. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Melayu Tradisional di Sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh (studi kasus di Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau). Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
[2] Suryadarma.2008. Etnobotani. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Biologi MIPA : Universitas Negeri Yogyakarta.
[3] Arizona, D. 2011. Etnobotani dan Potensi Tumbuhan Berguna di Tanaman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
[4] Sanito,R.C. 2018. Jenis-Jenis Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Oleh Suku Sentani Sebagai Bahan Baku Pembuatan Perahu Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi UKSW. 112-117.
[5] Lungari,F.F., dan E.I.Kumaseh. 2018. Hubungan Ukuran Utama Dan Daya Penggerak Perahu Katir (Pumpboat) Tuna Hand Line Di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Wave. 12(1) : 23-30.